Sebuah lembaga survey ternama dari Amerika Serikat Gallup merilis sebuah hasil survey ke 143 negara yang menunjukkan bahwa negara dengan penghasilan rata-rata penduduknya $2000 pertahun atau lebih sedikit, 92% penduduknya mengatakan bahwa agama adalah bagian penting dari kehidupan mereka, kebalikan dari hasil itu survey di negara kaya dengan penduduk berpenghasilan rata-rata di atas $25,000 pertahun angka tersebut turun ke 44%.
Mengapa kesadaran beragama sebuah masyarakat berhubungan dengan tingkat kesejahteraannya ? sosiologis di abad ke 19 mengatakan semakin modern masyarakat (ditandai dengan tingkat pendidikan dan standar kehidupan yang meningkat ) maka masyarakat tersebut akan akan semakin menjauh dari agama.
Di hasil survei itu juga dikatakan meskipun miskin, masyarakat di negara yang lebih “beragama” lebih menikmati hari-harinya dan sedikit merasa sedih, khawatir , depresi dan marah dibanding dengan teman-teman mereka di negara yang lebih sejahtera namun kurang beragama.
Berarti keadaan Indonesia sekarang sangat tepat untuk masyarakat yang beragama saja, biar susah tapi happy….
Survei dilaksanakan di negara -negara berikut: Afghanistan, Bangladesh, Benin, Burkina Faso, Burundi, the Central African Republic, Chad, the Democratic Republic of the Congo, Ethiopia, Ghana, Guinea, Haiti, Kenya, Kosovo, Liberia, Madagascar, Malawi, Mali, Mauritania, Mozambique, Burma (Myanmar), Nepal, Niger, Rwanda, Senegal, Sierra Leone, Tajikistan, Tanzania, Togo, Uganda, Zambia, and Zimbabwe.Australia, Austria, Belgium, Canada, Cyprus, the Czech Republic, Denmark, Finland, France, Germany, Greece, Hong Kong, Ireland, Israel, Italy, Japan, Kuwait, the Netherlands, New Zealand, Norway, Singapore, Slovenia, South Korea, Spain, Sweden, Switzerland, Taiwan, Trinidad and Tobago, the United Arab Emirates, the United Kingdom, and the United States.
Sumber : http://www.gallup.com/poll/116449/Religion-Provides-Emotional-Boost-World-Poor